Hi Ladies . . . Pelantikan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan
Wakil Presiden Jusuf Kalla memang telah
dilaksanakan pada Senin (27/10/2014) tapi cerita dibaliknya masih seru untuk
dikupas. Yang paling menyedot perhatian adalah banyaknya jumlah wanita yang
menjadi menteri di Kabinet Jokowi-JK.
Berikut adalah daftar para Menteri Wanita di Kabinet Kerja tahun
2014-2019:
1.
Retno Lestari Priansari Marsudi
Lahir di
Semarang, Jawa Tengah, 27 November 1962.
Sebelumnya
dia menjabat sebagai Duta besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag.
Dia menempuh pendidikan menengah atasnya di SMA Negeri 3 Semarang sebelum
akhirnya memperoleh gelar S1nya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada
tahun 1985. Setelah lulus, ia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri
Indonesia.Dari tahun 1997 hingga 2001, Retno menjabat sebagai sekretaris satu bidang
ekonomi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda. Pada tahun
2001, ia ditunjuk sebagai Direktur Eropa dan Amerika. Retno dipromosikan
menjadi Direktur Eropa Barat pada tahun 2003. Ia lalu memperoleh gelar S2 Hukum
Uni Eropa di Haagse Hogeschool, Belanda.
2.
Puan Maharani
Jabatan: Menteri
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Lahir 6
September 1973
Puan
menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI untuk periode masa bakti
2009 - 2014. Di DPR, Puan Maharani berada di Komisi VI yang mengawasi BUMN,
Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta anggota badan kelengkapan
dewan BKSAP (Badan Kerjasama Antar Parlemen), dan juga sebagai Ketua I Fraksi
PDI Perjuangan di DPR.
Anak dari
Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri dari pernikahannya dengan Ketua MPR RI
ke-12, Taufiq Kiemas ini sudah mengenal dunia politik sejak usia sangat muda.
Ia merupakan Sarjana Ilmu Komunikasi lulusan Universitas Indonesia dan ia
meneruskan tradisi politik dalam keluarga Soekarno.
3.
Susi Pudjiastuti
Jabatan: Menteri Kelautan dan Perikanan
Lahir di
Pangandaran, 15 Januari 1965
Merupakan pengusaha
pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil
perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa
Barat. Hingga awal tahun2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan
berbagai tipe seperti 32 Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-6 Porter dan 3
Piaggio P180 Avanti. Susi Air mempekerjakan 180 pilot, dengan 175 di antaranya
merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300 miliar dan
melayani 200 penerbangan perintis. Ayah dan ibunya Susi Pudjiastuti yaitu Haji
Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah berasal dari Jawa Tengah yang sudah lima
generasi lahir dan hidup di Pangandaran. Keluarganya adalah saudagar sapi dan
kerbau, yang membawa ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di
Jawa Barat. Kakek buyutnya Haji Ireng dikenal sebagai tuan tanah.
4.
Rini M Soemarno
Jabatan: Menteri
Badan Usaha Milik Negara
Lahir di
Maryland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958
Merupakan Sarjana
Ekonomi lulusan 1981 dari Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat ini
adalah termasuk salah seorang menteri yang diangkat dari kalangan profesional.
Penghargaan:
Pemimpin PuncakTerpuji 1995 dari Majalah Swa Sembada (1995)
5.
Siti Nurbaya
Jabatan: Menteri
Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Lahir di
Jakarta, Indonesia, 28 Juli 1965
Riwayat
Pendidikan: Institut Pertanian Bogor, 1975-1979.
Pengalaman
Organisasi: Ketua Bidang Otonomi Daerah Partai Nasional Demokrat. Pengalaman
Kerja : Penata muda di Pemerintah Provinsi Lampung, 1979.
Sekretaris
Jenderal Kementerian Dalam Negeri dan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan
Daerah (DPD) RI, 2006
6.
Yohana Yambise
Jabatan: Menteri
Peranan Wanita
Lahir di
Manokwari, Nugini Belanda, 1 Oktober 1958
Ia menjadi
sangat dikenal karena menjadi menteri dan guru besar perempuan pertama dari Papua.
Sebelum diangkat menjadi menteri, ia adalah seorang profesor di Universitas
Cenderawasih. Yohana memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD) Padang
Bulan Jayapura, tahun 1971. Lalu, melanjutkan ke SMP Negeri 1 Nabire dan
selesai tahun 1974. Pendidikan selanjutnya ia selesaikan di bangku SMA Negeri
Persiapan Nabire. Ia melanjutkan pendidikan tingginya di tahun 1985, dengan
masuk ke Sarjana Bahasa Inggris, Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas
Cenderawasih. Setelah itu dia melanjutkan di linguistik terapan dari Regional
Language Center (RELC), SEAMEO Singapura, pada tahun 1992, dan kemudian menyelesaikan
program gelar Master di Departemen Pendidikan Simon Fraser University di Kanada
pada tahun 1994. Pada tahun 2001, Yo melanjutkan pendidikan Doktoral di
Universitas Newcastle, memperoleh gelar Ph.D pada 2006.
7.
Khofifah Indar Parawansa
Jabatan: Menteri
Sosial
Lahir di
Surabaya, Jawa Timur, 19 Mei 1965
Ia meraih
gelar sarjana pada tahun 1990 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Airlangga, Surabaya. Nama Khofifah mulai populer di panggung
nasional setelah membacakan pidato sikap Fraksi Persatuan Pembangunan (F-PP)
dalam SU MPR 1998. Pidato Khofifah itu sangat monumental karena merupakan
pidato kritis pertama terhadap Orde Baru di ajang resmi selevel Sidang Umum
MPR. Perubahan peta politik pasca lengsernya orde baru membuat Khofifah keluar
dari PPP. Merasa kiprahnya di dunia politik dihantarkan oleh NU, Khofifah
hijrah ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang didirikan oleh
tokoh-tokoh NU pada awal era reformasi. Selanjutnya, Pada 1998-2000 ia kembali
duduk di DPR sebagai wakil PKB. Sinar kariernya terlihat semakin terang saat
ditunjuk sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan di era presiden KH Abdurrahman
Wahid alias Gus Dur. Bagi Khofifah partai adalah kendaraan. Sementara NU adalah
rumah bagi dirinya. Karena itu, meski aktif di partai, Khofifah tetap mendedikasikan
hidupnya untuk NU, organisasi yang selama ini berperan besar membesarkan
namanya.
8.
Nila Djuwita Anfasa Moeloek
Jabatan: Menteri
Kesehatan
Lahir di
Jakarta, 11 April 1949
Ia juga
seorang ahli oftalmologi (ilmu penyakit mata) dan guru besar Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Ia adalah ketua umum Dharma Wanita Persatuan Pusat
periode 2004-2009 dan istri dari Farid Anfasa Moeloek, Menteri Kesehatan pada
Kabinet Reformasi Pembangunan. Merupakan "Utusan Khusus Presiden Republik
Indonesia untuk Millennium Development Goals", 2009 – 2014
Nah ladies .
. . terbukti kan kalo wanita itu juga bisa berperan penting di pemerintahan. Asalkan
kita kompeten dan mau bekerja keras kita juga bisa mempunyai karier yang
cemerlang.
So . . . keep on fire Ladies
So . . . keep on fire Ladies
5 komentar:
bu susi, kayaknya women of the year..dg segala kontroversi/sensasinya..hehehe
karena sosok Bu Susi bukan sosok yang mainstream yang biasanya bisa dipilih untuk jadi Menteri. Kita doakan yang terbaik untuk beliau agar Indonesia semakin maju
Makasih untuk commentnya ya :)
Ya semoga dengan pemimpin beserta kabinetnya yang baru indonesia menjadi semakin lebih baik dari sebelumnya :D
Amiinnn
#prayforindonesia
Yapp setuju bgt sis, wanita juga mampu memegang peranan penting di pemerintahan negara. Ga selalu wanita hanya berdiri di dapur rmh tangga. Maju wanita indonesia
Posting Komentar